Saudara ku,
Bayangkanlah tatkala waktu yang berputar saat ini akhirnya terhenti. Bayangkanlah tatkala kepala kita semua akhirnya tertunduk menyesali setiap detik yang telah berlalu dan jiwa pun menjerit meminta kembali untuk diberi kesempatan berbuat kebaikan. Saat-saat di mana gelak tawa akan berganti dengan tangisan. Saat-saat di mana diri kita akhirnya terjaga dari tidur panjang penuh mimpi yang tidak kita sedari selama ini.
Saudara ku,
Rasa cinta yang tulus akan membangkitkan semangat dalam hati. Rasa cinta yang tulus akan memicu setiap sel darah kita bekerja maksima hingga anggota tubuh mempersembahkan yang terbaik untuk sesuatu yang kita cintai. Semua bergerak tanpa sebuah paksaan dan berlaku layaknya sebuah kebiasaan yang telah mendarah daging hingga rasa letih hampir tak pernah kita pedulikan. Peluh yang mengalir, darah yang mengucur, semua malah menjadi hiasan yang manis dalam bingkai sebuah bentuk dari cinta itu sendiri.
Namun alangkah teririsnya hati, tatkala begitu banyak kenyataan jika rasa cinta hanya tinggal sebuah rasa, sebuah kata tanpa wujud dari rasa dan cinta itu sendiri dan kita pun salah menempatkannya. Begitu berat rasanya untuk mengatakan ini, bahawa cinta yang benar akan melahirkan kesungguhan berbuat, kemantapan hati tanpa rasa bimbang dan keraguan. Cinta yang mengalir yang bukan sekadar mengandalkan logika rasional-[karana sesungguhnya akal itu terbatas]-melainkan sudah dibekali keyakinan iman yang menhunjam jauh di dasar relung hati.
Saudara ku,
Tidak takut kah kita jika sekiranya perkataan cinta kita selama ini adalah dusta? Tidak takut kah kita jika sekiranya kata cinta yang terucap selama ini tidak lain hanya sekadar pemanis kata, tanpa makna dan hakikat mencintai itu sendiri? Cukup kah bagi kita berkata tanpa amal, mengaku tanpa bukti dan mencintai tanpa pengorbanan?
Ya Allah Ya Rabbiy…
Jadikan lah cinta kami kepada-Mu merupakan sebenar-benarnya bentuk cinta sejati…
Bukan hanya di lidah, namun jauh menusuk di relung hati..
Sehingga tiada yang lain yang kami cari..
Dan tiada kami bergerak, menggeliat, berkata dan berucap
selain agar Engkau ridho dan mengasihi kami
Ya Allah Ya Rabbiy…
Jadikan lah orang-orang yang kami kasihi saat ini..
sebagai perantaraan bagi kami untuk semakin mencintai dan mendekati-Mu dalam arti sebenarnya dan bukan malah sebaliknya…
Ya Allah Ya Rabbiy…
Bangunkan lah kami dari tidur panjang ini
Sehingga kami tersedar dan mendapati, bahawa sesungguhnya Engkaulah maksud dan tujuan kami dan ridho-Mu lah yang kami cari…
Bayangkanlah tatkala waktu yang berputar saat ini akhirnya terhenti. Bayangkanlah tatkala kepala kita semua akhirnya tertunduk menyesali setiap detik yang telah berlalu dan jiwa pun menjerit meminta kembali untuk diberi kesempatan berbuat kebaikan. Saat-saat di mana gelak tawa akan berganti dengan tangisan. Saat-saat di mana diri kita akhirnya terjaga dari tidur panjang penuh mimpi yang tidak kita sedari selama ini.
Saudara ku,
Rasa cinta yang tulus akan membangkitkan semangat dalam hati. Rasa cinta yang tulus akan memicu setiap sel darah kita bekerja maksima hingga anggota tubuh mempersembahkan yang terbaik untuk sesuatu yang kita cintai. Semua bergerak tanpa sebuah paksaan dan berlaku layaknya sebuah kebiasaan yang telah mendarah daging hingga rasa letih hampir tak pernah kita pedulikan. Peluh yang mengalir, darah yang mengucur, semua malah menjadi hiasan yang manis dalam bingkai sebuah bentuk dari cinta itu sendiri.
Namun alangkah teririsnya hati, tatkala begitu banyak kenyataan jika rasa cinta hanya tinggal sebuah rasa, sebuah kata tanpa wujud dari rasa dan cinta itu sendiri dan kita pun salah menempatkannya. Begitu berat rasanya untuk mengatakan ini, bahawa cinta yang benar akan melahirkan kesungguhan berbuat, kemantapan hati tanpa rasa bimbang dan keraguan. Cinta yang mengalir yang bukan sekadar mengandalkan logika rasional-[karana sesungguhnya akal itu terbatas]-melainkan sudah dibekali keyakinan iman yang menhunjam jauh di dasar relung hati.
Saudara ku,
Tidak takut kah kita jika sekiranya perkataan cinta kita selama ini adalah dusta? Tidak takut kah kita jika sekiranya kata cinta yang terucap selama ini tidak lain hanya sekadar pemanis kata, tanpa makna dan hakikat mencintai itu sendiri? Cukup kah bagi kita berkata tanpa amal, mengaku tanpa bukti dan mencintai tanpa pengorbanan?
Ya Allah Ya Rabbiy…
Jadikan lah cinta kami kepada-Mu merupakan sebenar-benarnya bentuk cinta sejati…
Bukan hanya di lidah, namun jauh menusuk di relung hati..
Sehingga tiada yang lain yang kami cari..
Dan tiada kami bergerak, menggeliat, berkata dan berucap
selain agar Engkau ridho dan mengasihi kami
Ya Allah Ya Rabbiy…
Jadikan lah orang-orang yang kami kasihi saat ini..
sebagai perantaraan bagi kami untuk semakin mencintai dan mendekati-Mu dalam arti sebenarnya dan bukan malah sebaliknya…
Ya Allah Ya Rabbiy…
Bangunkan lah kami dari tidur panjang ini
Sehingga kami tersedar dan mendapati, bahawa sesungguhnya Engkaulah maksud dan tujuan kami dan ridho-Mu lah yang kami cari…
0 comments:
Post a Comment