Sunday, January 9, 2011

Tawaran Kehidupan

Ketika matahari pagi menyingsing, dengan sinarnya yang menerangi bumi seolah menggambarkan sebuah harapan yang terbentang luas bagi kehidupan saat itu. Saat pagi terbuka tabirnya, manusia lebih banyak memiliki kesempatan untuk berbuat bagi dirinya maupun lingkungan. Semua berjalan, dan tanpa disadari, ternyata waktu begitu cepat berlalu dan meninggalkan kita. Dan tak terasa bahwa senja telah tegak berdiri untuk menyambut datangnya kegelapan malam.

Masih terngiang segar dalam ingatan tentang masa lalu, sewaktu kita masih asyik-asyiknya bermain dengan teman sepermainan, masa-masa sekolah yang dilalui dengan banyak cerita manis khas remaja, saat dimana kita mulai mengenal watak dunia yang menggoda, yang berisi tentang lawan jenis, materi kehidupan, hingga sebagian dari kita mungkin pernah jatuh dan masuk perangkapnya.

Barangkali, sebahagian dari kita pernah melalui fase-fase seperti itu, dimana keadaan lingkungan lebih banyak menawarkan bentuk dan nilai-nilai yang jauh dari nuansa spiritual religius. Akhir zaman seolah tiada bosan untuk menawarkan kehidupan yang melenakan, yang menjauhkan banyak insan untuk mengingat kematian, hal benar dan nyata yang paling dekat dengan tiap diri, dan kitapun lebih memilih untuk membelinya tanpa berpikir panjang dalam pertimbangan keimanan.

Tanpa pertimbangan keimanan, kita jual sisa umur kita pada foya-foya, bermegah-megah, saling berbangga atas berlimpahnya harta, jabatan, prestise, pada cerita-cerita tentang banyak hal yang tak bermanfaat, Sehingga kita semakin cinta dan merasa terluka ketika satu diantaranya lenyap dari hadapan daripada lenyapnya kenikmatan dan kemanisan ketika bermunajat dan beribadah kepada Alloh SWT, Zat yang hakikinya memberikan ketenangan.

Bertanyalah pada hati kecil kita, apakah hal yang sesungguhnya mendatangkan keabadian rasa dan kenikmatan dalam kehidupan? benarkah apa yang telah ditawarkan dunia dengan segala isinya tentang kenikmatannya?

0 comments: